Sabtu, 27 Januari 2018

Untuk apa kita membuat Status?

Judul tulisan ini sengaja saya awali dengan sebuah pertanyaan. Ya, seperti semua jenis pertanyaan, semuanya tentu butuh sebuah jawaban. Judul diatas lahir dari sebuah kegelisahan saya setiap kali akan membuat status. Mau apa saya menulis sebuah status? Untuk apa saya posting sebuah foto? Untuk siapakah target status saya? Efektif-kah status yang saya tulis untuk menyadarkan teman-teman saya—jika itu sebuah 'wake up call—misalnya.
Pernahkah Anda berpikir seperti saya? Atau ketika kalian menulis status, tidak pernah terbesit sedikitpun alasan-alasan seperti saya kemukakan diatas?. "Ah saya bosan saja, lalu saya menulis status atau memposting foto agar banyak orang mengomentari atau setidaknya dilihat orang lain", sela salah satu dari kalian. Berbeda jika saya adalah seorang penjual Online, ketika huruf pertama meluncur di papan ketik, niscaya apa yang saya lakukan semata-mata demi meraup laba dan jualan saya laris sampai habis. Atau saya seorang aktivis, apa yang saya tulis, posting atau bagikan semuanys berupa informasi seputar aktivisme seperti berita dari para petani Kulon Progo yang melawan pembangunan Bandara. Atau bisa saja informasi ihwal sebuah pengeboman di jalur Gaza jika saya aktivis kemanusiaan palestina.

Sampai sini, sepertinya apa yang saya kemukakan diatas bisa dimengerti. Lalu apa maksud tulisan ini? Simple saja, beberapa hari lalu saya mendapati begitu banyak status Hoax ihwal banyak hal. Postingan yang menurut saya sangat tak bermutu itu menjalar bak jamur dimusim hujan. Saya agak risih karena beberapa teman saya dengan bangganya menambahi Hoax tersebut dengan komentar-komentar heroik mereka. Saran saya, setidaknya sebelum kita menulis sebuah status, memposting sebuah foto atau informasi, ada baiknya kita kroscek terlebih dahulu. Jadilah manusia pintar ditengah arus zaman yang membodohkan ini. Jangan asal mempercayai sebuah berita lalu kita sebar sehingga meluas namun tak bisa dipertanggung jawabkan nantinya. Jujur saja, saya lebih suka seseorang yang menulis status ihwal kegiatan-kegiatan harian mereka atau mereka yang memposting barang dagangan ketimbang mereka yang menulis berita Hoax dan memamerkan apa yang mereka punya; seperti misalnya pamer makanan di restoran terkenal bersama keluarga pejabat. Memang tak pernah ads undang-undang yang mengatur tentang larangan memamerkan hal seperti itu, namun bisakah kita berpikir lebih arif bahwa diluar sana banyak manusia-manusia kurang beruntung yang jangankan untuk makan di restoran, untuk membeli beras pun sudah kelabakan?
Toh pada dasarnya manusia selalu punya kesadaran kolektif di setiap teritori masing-masing, jadi walau tak ada hukum yang mengatur hal tersebut, setidaknya kesadaran koletif kita-lah yang memagarinya.
Jadi untuk apa kita menulis sebuah status? Tolong pikirkan dulu sejenak sebelum menulisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ramadhan Yang Perlu Diingat