Judul: Islam Bagi Kaum Tertindas—Kerangka pembebasan kaum Mustadl'afin dari teologi ke sosiologi
Penulis: Ki H. Ashad Kusuma Djaya
Penerbit: Kreasi Wacana
Tahun terbit: Agustus 2016
ISBN: 978-602-9020-73-1
Tebal: 192 halaman
Sudah lama saya ingin mengulas buku favorit saya ini, namun karena berbagai kesibukan, saya baru berkesempatan mengulasnya. Bulan agustus kemarin genap satu tahun buku ini diterbitkan oleh Kreasi Wacana, namun sampai saat ini saya belum mendapatkan sebuah resensi komprehensif ihwal buku ini. Tulisan ini adalah dalam rangka mengisi kekosongan itu, walau saya tahu masih banyak kekurangan didalamnya, namun saya mencoba semaksimal mungkin untuk meresensinya disini.
Sebelum masuk dalam pembahasan isi buku, ada baiknya saya perkenalkan terlebih dahulu siapa penulis buku ini. Adalah Ki H. Ashad Kusuma Djaya yang menulis buku ini. Beliau pernah belajar di UGM, namun lebih banyak belajar di jalanan, ruang diskusi, dan turun kelapangan. Menyandang gelar "Ki" setelah memimpin sebuah padepokan yang menjadi semacam pesantren pemikiran, lembaga penelitian atau "School of Thought" yang mengembangkan semangat keagamaan yang selaras dengan alam, spiritualitas berbasis pemberdayaan rakyat dan pengkajian untuk pembangunan ilmu sosial profetik. Beliau juga pernah aktif di organisasi Muhammadiyah dalam kegiatan tingkat ranting hingga pimpinan pusat.
Apa saja isi buku ini? Ide apa yang ingin disampaikan buku ini? Kira-kira begitulah pertanyaan dibenak saya ketika pertama melihat cover buku ini. Di benak saya terpikir pertama kali buku ini adalah sebuah jalan alternatif atau artikulasi semangat beragama di era kapitalisme hari ini. Dan tentu saja tebakan saya memang benar. Buku ini memuaskan ekspektasi saya. Ki H. Ashad dalam buku ini pertama-tama mengurai pondasi dasar Islam Bagi Kaum Tertindas (selanjutnya IBKT) atau lebih tepatnya redefinisi untuk teologi IBKT seperti; (1) Iman kepada Allah, (2) Iman kepada malaikat, (3) Iman kepada Kitab Allah, (4) Iman kepada Rasul Allah, (5) Iman kepada Hari Akhir dan terkahir (6) Iman kepada Qada dan Qadar.
Secara garis besar buku ini dibagi dalam 3 bab. Bab pertama berisi pondasi telogis IBKT seperti yang saya tulis diatas. Bab kedua berisi Studi kritis pemikiran Islam dan Pembebasan. Dalam bab kedua ini, Ki H. Ashad mengurainya kembali secara rinci dalam beberapa bagian. Dalam bab dua ini, Ki H. Ashad mengurai Sosialisme Islam Tjikroamimoto, sosialisme religius Mohammad Hatta, Teologi Al-Maa'uun Ahmad Dahlan, Kiri Islam Hasan Hanafi, Sosialisme Islam Ali Syariati hingga Keadilan Islam menurut Sayyid Quthb.
Dalam bab ketiga, Ki H. Ashad menulis sebuah judul Menuju Sosiologi Islam Bagi Kaum Tertindas sebagai pamungkas dari buku ini.
Bab ketiga ini berisi antara lain Epistomologi Sosiologi Islam Bagi Kaum tertindas, Sifat Ilmu sosial Islam, Aktor sosial dan Reproduksi sosial, Dialektika, Perubahan sosial dan terkahir PerlukahSebuah Sosiologi Islam Bagi Kaum Tertindas?
Sejauh ini buku IBKT karya Ki H. Ashad adalah salah satu kajian komprehensif ihwal Islam yang memihak. Sekaligus sebuah otokritik bagi gerkan Islam Kontemporer dihadapan Pasar bebas-nya Kapitalisme. Saya rasa buku ini hadir pada saat yang tepat, hadir disaat Ummat muslim dilanda krisis multidimensi seperti saat ini sebagai alternatif terbaik untuk kebekuan gerakan sosial Islam yang Universal.