1. Leaving on a jetplane-Emi Fujita
Lagu berbahasa Inggris terbaik versi saya datang dari seorang penyanyi perempuan solo asal jepang; Emi Fujita
Tidak seperti lagu cover Emi lainnya yang seringnya kedengaran jazzy banget lagu ini dibalut dengan piano dan biola sederhana saja. Jika John Denver dan Morning Jacket membawakannya dengan gitar akustik saja sehingga lagu jadul ini semakin terasa ke-klasika-an nya. Emi menggubahnya menjadi begitu kekinian dengan sentuhan pop-retro jazz.
Ada juga versi chantal kraviasuk yang menjadi Original Soundtrack-nya film armagedon, tapi menurut hemat saya masih lebih nyerempet versinya Emi fujita. Walau memang pertama kali mendengar lagu ini adalah versinya Chantal Kraviasuk.
Coba putar lagu ini lalu sedikit melangit-angan sebagai AJ di film Armagedon yang harus meninggalkan Grace untuk pergi ke luar angkasa dalam misi menyelamatkan bumi dari kehancuran akibat asteroid yang akan menghantam bumi. Kena pisan teu? Mun henteu teh berarti can nonton film Armagedon Hahahaha
2. A thousand miles-Vanilla sky
Ah ini lagu memang paling cocok buat yang LDR-an. Dari judulnya saja sudah bisa ditebak bercerita tentang apa lagu ini. Yap betul sekali !!! Ini lagu bercerita tentang perjuangan seseorang untuk bertemu pasangannya meskipun jarak memisahkan raga mereka ribuan mil jauhnya. Entah kenapa saya mudah sekali jatuh cinta sama lagu-lagu bertema hubungan jarak jauh seperti lagu ini, walau secara riil saya tidak pernah mengalami hubungan rumit seperti itu. Kalau boleh jujur, lagu ini sudah bertahan bertahun-tahun di playlist harian saya. Entah 5 atau 6 tahun lalu saat pertama kali mendengarnya lewat suara penyanyi aslinya yaitu Si Vanessa Charlton saya langsung jatuh cinta dan setelah iseng-iseng nyari di internet ihwal lagu ini ternyata banyak sekali versinya. Dari Boyce Avenue sampai Sabrina semua sempat saya dengar tapi tetap pilihan pertama saya jatuh pada Vanilla Sky yang membawakannya lebih Groovy dan energic dari yang lainnya. Walau lagu ini tak seperti lagu favorit saya lainnya yang seringnya mellow-slow melankoli dengan beat yang agak lambat, tapi lagu ini tak pernah kehilangan Soul-nya walau Vanilla Sky membawakannya dengan sedikit punky dan beat yang agak cepat
3. Payphone-Maroon 5
Tak sulit untuk mendapatkan feel lagu ini. Dari bait pertama saja kita sudah disuguhi lirik yang melukiskan betapa kerasnya Adam Levine-sang penulis lagu-berusaha untuk meyakinkan pasangannya bahwa dia begitu menyayangi si pasangannya. Bagi saya hanya dari bait pertama saja lagu ini cukup menggambarkan seisi lagu. Orang macam apa yang rela menelpon via telepon umum kepada pasangannya dirumah hanya untuk mengetahui kabar si pasangan? Begitu menyentuh bukan? Belum lagi versi Boyce Avenue yang sedikit mellow dari aslinya dengan gitar garing tanpa distorsi mereka membuat lagu ngbeat ini disulap 360 derajat menjadi lagu sendu nan melankolis.
I'm at the payphone trying to call home/ all of my change I spent on you/we're at the times gone/baby is all wrong/we're at the plans we made for two
Potongan reff-nya saja berkali membuat saya merasa menjadi Adam levine yang sedang bimbang mengkhawatirkan sang pasangan.
Entah saya terlau hiperbolik atau memang lebay mengimani lagu ini tapi jika saya memutar lagu ini berbarengan dengan membaca novel Palomino-nya Danielle Steel bisa membuat saya merinding berkali-kali karena lagu ini hampir mirip soundtrack novel tersebut dimana sangat berkorelasi dengan si Samantha taylor dalam novel tersebut yang cintanya bertepuk sebelah tangan pada Tate Jordan.
4. Back to december-Taylor swift
I'm so glad you made time to see me/how's life tell me how's your family/I haven't seen them in a while
Begitu kira-kira lirik awal dari lagu Taylor swift ini. Easy listening, mellow, melankolis dan-sekali lagi- getir.
Lagu ini bercerita tentang si Swift yang katanya ngebet banget sama si Lautern. Tapi sayang cintanya bertepuk sebelah tangan. Katanya sih si Swift galau tingkat kabupaten ketika dulu pernah menyia-nyiakan si Lautern dan sekarang setelah putus malah dia yang balik sayang banget sama si Lautern.
Kisah cinta yang sebetulnya sudah sangat lumrah dikalangan kawula muda untuk dijadikan lagu, namun Swift membungkusnya dengan musik yang begitu membuat telinga serasa dipijat di Spa kelas 10 ini alias easy listening dan yang terpenting bisa membuat masturdating anda begitu nyaman. Tidak terdengar berlebihan juga dengan mengombinasikan suara si Swift yang melendoy dengan beberapa potongan slow country kontemporer. Saya sarankan jangan pernah memutar lagu ini ketika sedang galau tingkat desa, apa pasal? Bisa-bisa anda jadi gila karena setiap potongan lirik di tiap baitnya serasa gue banget ini. Rasanya sulit untuk tidak memasukkan lagu ini kedalam lagu favorit dan playlist harian. Bukan hanya karena Swift membawakannya dengan ciamik, namun juga kombinasi lirik, musikalitas dan harmonisasi puitiknya yang ajaib bisa membuat pikiran melayang-layang ke masa dimana kita pernah mengalami moment seperti dalam lagu ini yang sudah pasti semua orang pernah mengalaminya.
5. Home-Chris Daughrty
I'm going home/back to the place where I belong/ and where your love is always been enough for me
Potongan reff-nya ini lho yang bikin berkali merinding disko. Satu lagi lagu tentang rindu dan jarak yang memisahkan. Dengan sangat-sangat ciamik jebolan American Idol ini menyuguhkan lagu bertema rindu kepada seseorang tanpa harus terjebak glorifikasi judul lagunya. Mungkin lagu ini kurang populer dikalangan anak muda kontemporer. Jika tidak percaya coba saja tuliskan kata 'Home mp3' di Google, saya yakin yang menjadi hasil pencarian terbanyak adalah lagu Home-nya Michael Buble dan ajaib sekali jika bisa menampilkan lagu ini.
Memutarnya ketika Anda sedang dalam perjalanan pulang dari tempat kerja, sekolah atau tempat lain yang kemungkinan menguras tenaga seharian serupa dengan serum penetral yang mujarab.
6. If-Emi fujita
Lagi-lagi lagunya Emi Fujita saya masukan disini. Memang ini bukan lagu asli dari Emi Fujita, karena Bread-band asal Amerika-lebih dulu memperkenalkannya ke publik beberapa dekade lalu. Ya seperti lagu-lagu diatas, lagu ini juga masih bercerita tentang kegalauan yang itu-itu saja. Tapi versinya Emi Fujita-sekali lagi-lebih nyerempet dari versi aslinya.
If a pictures paint a thousand words/and why can't I paint you?/for words will never show/the you I've come to know/If a face could launch a thousand ships/then where am I to go?/there's no one home but you/you're all there's left me too
7. Superman-Five for fighting
Secara umum lagu ini mungkin memang tidak terlalu familiar ditelinga orang Indonesia. Saya pun pertama kali mendengarnya tidak begitu ngeh kalau lagu ini mempunyai arti implisit didalamnya. Implikasinya lagu ini menceritakan bahwa setiap orang tidak sempurna bahkan seorang Superman sekalipun. Dimana setiap orang pasti pernah merasa sedih, terpuruk jatuh dan berbagai kondisi dekadensi dimana tragedi lebih dominatif dalam hidup sedemikian rupa sehingga kita harus selalu memakluminya dengan bersikap tidak apriori
It may sound absurd/but dont be naive/even hereos have the right to bleed
Potongan lirik dibagian reff lagu ini semakin memperjelas implikasi dari makna implisit di dalamnya.
Memutar lagu ini ketika mengalami demoralisasi berkali-kali menjadi alternatif terbaik setelah sebelumnya dihantam jalan buntu realitas.
8. Communication-The cardigans
Lagu dari band asal Swedia ini pertamakali saya dengar dari seorang teman. Dulu saya tidak pernah sedikitpun tertarik untuk mendengarkannya. Tapi karena sering sekali saya dengar lagu ini di tongkrongan, akhirnya saya penasaran dan berusaha mencari tahu lirik lagu ini. Dan ternyata hasilnya mencengangkan. Lagu ini punya daya magis dari liriknya yang sendu bercampur lirih nan cerdas.
9. Perfect-Simple plan
Anak muda mana yang tidak tahu lagu ini? Saya rasa tidak ada. Lagu yang menceritakan tentang hubungan antara orang tua dan anak ini pertama kali saya dengar semasa putih biru dahulu.
Dan sempat membawakab lagu ini ketika SMP pada sebuah pensi di sebuah SMK dulu.
Tak perlu penjelasan lebih dalam tentang lagu ini, semua orang sudah tahu bercerita tentang apa lagu ini.
Sebuah kritik sosial yang dibalut musik populer nan energic dan tema yang hampir jarang sekali diulas oleh band mainstream manapun kala itu.
Dari SMP samapi sekarang saya masih menaruh hati pada band yang satu ini walau beberapa tahun terakhir mereka sempat vacum karena kesibukan masing-masing personilnya.
10.Wake me up when september ends-Green day
Seperti lagu-lagu lainnya diatas, lagu dari green day ini bagi saya begitu menggambarkan lirih dan getir dari sang penulis lagu. Cocok diputar ketika rintik hujan turun di bulan september dan realtas melulu menyisakan ruang bagi kita untuk ikhlas dan terus mengelus dada karena waktu begitu cepat berlalu hingga kita tak pernah lupa tentang kesenduan di tahun-tahun sebelumnya. Ketika intro pertama diputar mengalun akustik khas gitar kopong dan chord sederhana yang mengiringi begitu sangat pas dan cathcy ditelinga kita. Hingga akhir lagu ini tak pernah berulah 'nakal' dengan overtune dibagian akhirnya seperti lagu-lagu green day lainnya.
Kutipan lirik seperti as my memory rest/ never forget what I lost/ wake me up when september ends membuat lirih dilagu ini begitu terasa menggenderang keras ditiap baitnya.
Saya rasa cukup sampai disini dulu ulasan tentang lagu-lagu barat terbaik sepanjang masa ini. Jika kalian punya versi yang lain silahkan cantumkan di komentar. Dengan senang hati saya ingin membacanya.
Akhirul kalam !!!!
PS: Sengaja di chapter pertama ini saya masukan lagu-lagu dari penyanyi/band mainstream saja agar lebih familiar.
Sebetulnya masih banyak penyanyi/band "bawah tanah" yang harus saya masukan ke daftar diatas, namun karena alasan tertentu saya belum memasukannya.
Jika ada kesempatan, lain waktu insya alloh saya masukan juga